Sudah lama aku tak melihat wajahmu. Dikala waktu yang terbelit, ada diriku mengingat kembali cerita yang dulu pernah terjadi diantara kita berdua. Asal kamu tahu, banyak cerita yang masih diam-diam aku ingat. Tentang hal apa yang membuat kita dulu pernah jalan bersama, dan karena hal apa yang akhirnya membuat kita berpisah. Ya, aku sering menyendiri mengingat itu.


Perihal sebuah cerita yang tidak di rencanakan atau lebih-lebih hanya sebuah kebetulan belaka, namun ternyata membawa kita ke sebuah cerita yang membuat nyaman. Lalu, mampu membuatku mengingatmu di waktu yang cukup lama, bahkan hingga sekarang. Ah, aku rindu masa itu, dimana dunia hanya milik kita berdua.

Dibalik cerita yang tidak di rencanakan itu, mengantarkan ku juga pada sakit yang tidak bisa terelakkan sama sekali. Serasa bertemu denganmu, kamu tak lagi menjadi tempatku untuk berpulang, berteduh, dan mengistirahatkan lelah, karena kamu hanya sekedar cerita lama.

Dibawah deras hujan dengan aroma Petrichor membuatku kembali mengenang cerita tentang kita, terutama sebuah potret yang masih apik ku simpan dari dulu. Bahwa di potret tersebut, kita pernah sebahagia itu. Jujur, aku sudah lama tak mendengar kabarmu.

Apa kamu baik-baik saja sekarang? Dimana kamu melanjutkan pendidikanmu? Dan kamu sedang jatuh cinta kepada siapa? Hal terakhir yang ku ingat dari pertemuan kita adalah, aku mencampakkanmu di hujan yang sama seperti hari ini. 

Dan di hujan yang sama, banyak jejak dan kenangan yang terlintas kembali dalam benak pikiran. Membuatku sesekali menitikkan air mata yang sudah terlanjur membasahi pipi. Aku rindu kamu. Aku rindu dengan senyummu. Dan aku rindu segalanya.

Satu hal yang selalu aku panjatkan dalam sajak doaku adalah semoga kelak kita kembali dipertemukan di waktu yang tak di rencanakan lagi. Lalu, apa yang terjadi selanjutnya, kita serahkan saja kepada Tuhan. Namun, hal lain yang ku pinta kepada-Nya yaitu, semoga nanti ada dua hati yang sudah tegar dan tidak mengingat masa lalu yang sudah lewat dan kadaluarsa masanya.